ANALISIS POLA PERJALANAN MASYARAKAT KABUPATEN TANA TIDUNG PROVINSI KALIMANTAN UTARA
Pembangunan sektor transportasi tidak terlepas dari proses perencanaan, di berbagai wilayah banyak dihadapkan oleh masalah yang timbul akibat tidak ditemukannya proses perencanaan yang sistematis dan integral. Proses perencanaan merupakan aspek penentu dalam keberhasilan pembangunan sektor transport...
Guardado en:
Autores principales: | , |
---|---|
Formato: | article |
Lenguaje: | ID |
Publicado: |
Universitas Udayana
2021
|
Materias: | |
Acceso en línea: | https://doaj.org/article/00cb9536ca584490b4c6bbbc6fa53e67 |
Etiquetas: |
Agregar Etiqueta
Sin Etiquetas, Sea el primero en etiquetar este registro!
|
Sumario: | Pembangunan sektor transportasi tidak terlepas dari proses perencanaan, di berbagai wilayah banyak dihadapkan oleh masalah yang timbul akibat tidak ditemukannya proses perencanaan yang sistematis dan integral. Proses perencanaan merupakan aspek penentu dalam keberhasilan pembangunan sektor transportasi, dalam tahap perencanaan transportasi diawali dengan tahap pemodelan transportasi. Pemodelan transportasi ditujukan untuk memprediksi jumlah serta lokasi kebutuhan akan transportasi. Kondisi Kabupaten Tana Tidung yang merupakan wilayah pemekaran dan baru berkembang memberikan peluang dan kesempatan bagi perencana untuk menata secara sistematis dan berkesinambungan pembangunan sektor transportasi yang belum dan tidak dapat dilakukan oleh berbagai wilayah yang telah maju dan berkembang di Indonesia saat ini. Metode analisis yang digunakan dalam menggambarkan pola pergerakan transportasi di Kabupaten Tana Tidung adalah dengan Gravity Model. Hasil analisis menunjukkan pergerakan internal tebesar terjadi di Kecamatan Sesayap yang merupakan Ibukota Kabupaten, tepatnya di Tideng Pale dengan pergerakan sebesar 2.577 orang per hari. Secara umum pergerakan terbesar adalah (dengan asal-tujuan) Kecamatan Sesayap sebagai wilayah pusat pemerintahan dan perdagangan di Kabupaten Tana Tidung. Pola perjalanan pada masyarakat pada tiga Kecamatan lainnya di Kabupaten Tana Tidung juga menunjukkan hal yang serupa. Aksesibilitas yang masih rendah, jumlah penduduk yang relatif kecil, wilayah yang cukup luas, serta masyarakat yang bermukim secara menyebar dalam jumlah yang kecil, menjadi tantangan bagi perencana dan pengambil kebijakan untuk melakukan pengembangan dan pembangunan pada sektor transportasi di Kabupaten Tana Tidung. |
---|