KEDUDUKAN DAN KONSEP SINDHÈNAN TRADISI JAWA TIMUR SURABAYAN

Artikel ini hasil dari penelitian tentang sindhenan Jawa Timur Surabayan dengan beberapa permasalahan sebagai berikut. Bentuk gending-gending apakah yang memerlukan sindhènan; bagaimana kedudukan sindhènan dalam penyajian gending-gending tradisi Jawa Timur Surabayan; dan bagaimana pandangan masy...

Descripción completa

Guardado en:
Detalles Bibliográficos
Autor principal: S., Sukesi
Formato: article
Lenguaje:ID
Publicado: Institut Seni Indonesia Surakarta 2018
Materias:
N
Acceso en línea:https://doaj.org/article/024bd1861fad494baa212f1f30823c90
Etiquetas: Agregar Etiqueta
Sin Etiquetas, Sea el primero en etiquetar este registro!
id oai:doaj.org-article:024bd1861fad494baa212f1f30823c90
record_format dspace
spelling oai:doaj.org-article:024bd1861fad494baa212f1f30823c902021-11-26T03:25:51ZKEDUDUKAN DAN KONSEP SINDHÈNAN TRADISI JAWA TIMUR SURABAYAN1412-41812685-287X10.33153/dewaruci.v10i1.2145https://doaj.org/article/024bd1861fad494baa212f1f30823c902018-09-01T00:00:00Zhttps://jurnal.isi-ska.ac.id/index.php/dewaruci/article/view/2145https://doaj.org/toc/1412-4181https://doaj.org/toc/2685-287XArtikel ini hasil dari penelitian tentang sindhenan Jawa Timur Surabayan dengan beberapa permasalahan sebagai berikut. Bentuk gending-gending apakah yang memerlukan sindhènan; bagaimana kedudukan sindhènan dalam penyajian gending-gending tradisi Jawa Timur Surabayan; dan bagaimana pandangan masyarakat karawitan Jawa Timur tentang aspek estetik sajian sindhènan gending-gending Jawa Timur Surabayan? Penelitian menggunakan pendekatan etno-art, yakni sebuah pendekatan yang mendasarkan pada sudut pandang dan pemahaman masyarakat yang bersifat etic. Data-data penelitian didapat melalui studi pustaka, pengamatan, dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gending Jawa Timur Surabayan yang melibatkan unsur sindhènan adalah sejumlah gending yang memiliki kesejajaran bentuk dengan srepegan, ayak-ayakan, ketawang, ladrang, ketawanggending, dan gending kethuk loro kerep pada karawitan Jawa Tengah gaya Surakarta. Gending Jawa Timur Surabayan yang memerlukan sindhènan adalah gendinggending yang berkarakter gecul (jenaka) dan gobyog (ramai), sehingga rasa estetik yang dihasilkan juga cenderung gecul dan gobyog. Teks sindhènan didominasi oleh cakepan berbentuk parikan, sedangkan senggakan, isèn-isèn, dan wangsalan merupakan sebuah perkembangan ‘baru’ yang disebabkan oleh sindhènan Jawa Tengah, terutama gaya Surakarta. Céngkok sindhènan Jawa Timur Surabayan bervariasi dan tidak terikat oleh tinggi-rendahnya nada balungan gending. Mayoritas seniman karawitan Jawa Timur Surabayan berpendapat, bahwa ngepas dan nungkak merupakan kecenderungan garap sindhènan Jawa Timur Surabayan. Konsep ini dipandang sesuai dengan teknik tabuhan terutama ricikan kenong dan kempul yang bersamaan dengan ketukan irama. Kata kunci: sindhènan, Jawa Timur Surabayan, kedudukan dan konsep.S., SukesiInstitut Seni Indonesia SurakartaarticleFine ArtsNIDDewa Ruci: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni, Vol 10, Iss 1 (2018)
institution DOAJ
collection DOAJ
language ID
topic Fine Arts
N
spellingShingle Fine Arts
N
S., Sukesi
KEDUDUKAN DAN KONSEP SINDHÈNAN TRADISI JAWA TIMUR SURABAYAN
description Artikel ini hasil dari penelitian tentang sindhenan Jawa Timur Surabayan dengan beberapa permasalahan sebagai berikut. Bentuk gending-gending apakah yang memerlukan sindhènan; bagaimana kedudukan sindhènan dalam penyajian gending-gending tradisi Jawa Timur Surabayan; dan bagaimana pandangan masyarakat karawitan Jawa Timur tentang aspek estetik sajian sindhènan gending-gending Jawa Timur Surabayan? Penelitian menggunakan pendekatan etno-art, yakni sebuah pendekatan yang mendasarkan pada sudut pandang dan pemahaman masyarakat yang bersifat etic. Data-data penelitian didapat melalui studi pustaka, pengamatan, dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gending Jawa Timur Surabayan yang melibatkan unsur sindhènan adalah sejumlah gending yang memiliki kesejajaran bentuk dengan srepegan, ayak-ayakan, ketawang, ladrang, ketawanggending, dan gending kethuk loro kerep pada karawitan Jawa Tengah gaya Surakarta. Gending Jawa Timur Surabayan yang memerlukan sindhènan adalah gendinggending yang berkarakter gecul (jenaka) dan gobyog (ramai), sehingga rasa estetik yang dihasilkan juga cenderung gecul dan gobyog. Teks sindhènan didominasi oleh cakepan berbentuk parikan, sedangkan senggakan, isèn-isèn, dan wangsalan merupakan sebuah perkembangan ‘baru’ yang disebabkan oleh sindhènan Jawa Tengah, terutama gaya Surakarta. Céngkok sindhènan Jawa Timur Surabayan bervariasi dan tidak terikat oleh tinggi-rendahnya nada balungan gending. Mayoritas seniman karawitan Jawa Timur Surabayan berpendapat, bahwa ngepas dan nungkak merupakan kecenderungan garap sindhènan Jawa Timur Surabayan. Konsep ini dipandang sesuai dengan teknik tabuhan terutama ricikan kenong dan kempul yang bersamaan dengan ketukan irama. Kata kunci: sindhènan, Jawa Timur Surabayan, kedudukan dan konsep.
format article
author S., Sukesi
author_facet S., Sukesi
author_sort S., Sukesi
title KEDUDUKAN DAN KONSEP SINDHÈNAN TRADISI JAWA TIMUR SURABAYAN
title_short KEDUDUKAN DAN KONSEP SINDHÈNAN TRADISI JAWA TIMUR SURABAYAN
title_full KEDUDUKAN DAN KONSEP SINDHÈNAN TRADISI JAWA TIMUR SURABAYAN
title_fullStr KEDUDUKAN DAN KONSEP SINDHÈNAN TRADISI JAWA TIMUR SURABAYAN
title_full_unstemmed KEDUDUKAN DAN KONSEP SINDHÈNAN TRADISI JAWA TIMUR SURABAYAN
title_sort kedudukan dan konsep sindhãˆnan tradisi jawa timur surabayan
publisher Institut Seni Indonesia Surakarta
publishDate 2018
url https://doaj.org/article/024bd1861fad494baa212f1f30823c90
work_keys_str_mv AT ssukesi kedudukandankonsepsindhaˆnantradisijawatimursurabayan
_version_ 1718409881173622784