Persepsi Mahasiswa STKIP Pembangunan Indonesia Terhadap Kuliah Daring Selama Pandemi Covid-19

Pandemi Covid-19 yang mendera Indonesia memaksa pelaksanaan kegiatan belajar mengajar berlangsung secara daring. Namun, pelaku pendidikan tidak memiliki kesiapan yang sama dalam menghadapinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi mahasiswa STKIP Pembangunan Indonesia terhadap kuliah d...

Descripción completa

Guardado en:
Detalles Bibliográficos
Autores principales: Muhammad Yahya, Ahmad Hasyim, Alin Liana
Formato: article
Lenguaje:EN
ID
Publicado: Universitas Cokroaminoto Palopo 2021
Materias:
L
Acceso en línea:https://doaj.org/article/1b58b61c71dd4b1683307e5cea7c871f
Etiquetas: Agregar Etiqueta
Sin Etiquetas, Sea el primero en etiquetar este registro!
Descripción
Sumario:Pandemi Covid-19 yang mendera Indonesia memaksa pelaksanaan kegiatan belajar mengajar berlangsung secara daring. Namun, pelaku pendidikan tidak memiliki kesiapan yang sama dalam menghadapinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi mahasiswa STKIP Pembangunan Indonesia terhadap kuliah daring selama pandemic Covid-19. Penelitian ini dilakukan dengan metode survei deskriptif. Data persepsi diperoleh dari angket yang disebar secara daring melalui aplikasi Google Form dengan memberikan 16 butir pertanyaan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Program Sarjana di STKIP Pembangunan Indonesia yang mengikuti perkuliahan secara daring selama 4 bulan. Jumlah anggota populasi yang mengisi survei adalah 242 orang.  Data dianalisis secara deskriptif berdasarkan hasil pengisian kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa STKIP Pembangunan Indonesia lebih menyukai perkuliahan tatap muka daripada kuliah daring. Jika harus mengikuti kuliah daring, maka aplikasi yang paling banyak dipilih adalah WhatsApp dengan menggunakan perangkat handphone/smartphone. Materi kuliah disajikan searah, di mana dosen diharapkan menyediakan softcopy materi perkuliahan. Selama perkuliahan dosen menyajikan materi dengan sangat baik, namun belum memiliki respon yang sama baiknya dari mahasiswa. Interaksi dalam perkuliahan daring hanya pada kategori cukup, meskipun dosen memberikan tugas yang lebih banyak. Sementara itu faktor penghambat dalam proses perkuliahan daring adalah kurangnya kuota internet yang dapat dibeli oleh mahasiswa.