“Kalatidha” : Sebuah Komposisi Musik Program
ABSTRAK Karya “Kalatidha” adalah pertunjukan komposisi musik yang mengangkat isi Serat Kalatidha sebagai ide gagasannya. Terciptanya karya “Kalatidha” dilatarbelakangi oleh kegundahan hati melihat keadaan sekitar yang mengalami kemerosotan di berbagai bidang. Karya sastra Serat Kalatidha dianggap m...
Guardado en:
Autor principal: | |
---|---|
Formato: | article |
Lenguaje: | ID |
Publicado: |
Pusat Penerbitan ISI Surakarta
2019
|
Materias: | |
Acceso en línea: | https://doaj.org/article/1b789f7f1b5e46338ae7bc665e82da0b |
Etiquetas: |
Agregar Etiqueta
Sin Etiquetas, Sea el primero en etiquetar este registro!
|
id |
oai:doaj.org-article:1b789f7f1b5e46338ae7bc665e82da0b |
---|---|
record_format |
dspace |
institution |
DOAJ |
collection |
DOAJ |
language |
ID |
topic |
“kalatidha”, serat kalatidha, komposisi musik, penciptaan musik, eksplorasi. Fine Arts N |
spellingShingle |
“kalatidha”, serat kalatidha, komposisi musik, penciptaan musik, eksplorasi. Fine Arts N Wahyu Thoyyib Pambayun “Kalatidha” : Sebuah Komposisi Musik Program |
description |
ABSTRAK
Karya “Kalatidha” adalah pertunjukan komposisi musik yang mengangkat isi Serat Kalatidha sebagai ide gagasannya. Terciptanya karya “Kalatidha” dilatarbelakangi oleh kegundahan hati melihat keadaan sekitar yang mengalami kemerosotan di berbagai bidang. Karya sastra Serat Kalatidha dianggap mampu untuk mewadahi kegundahan hati karena substansinya masih aktual dan apresiatif hingga sekarang. Tujuan penyusunan karya “Kalatidha” adalah dapat menyampaikan dan menggambarkan secara musikal isi substansi Serat Kalatidha. Hasil dari pengamatan mendalam terhadap Serat Kalatidha, dapat ditangkap bahwa inti dari isi Serat Kalatidha ada lima butir. Adapun kelima butir tersebut sebagai berikut: (1) Keadaan negara yang penuh keraguan karena tidak adanya tauladan dari pemimpin. (2) Boleh merasa sedih ketika mendapatkan cobaan, namun harus segera bangkit dan menyadari bahwa semua cobaan yang dialami sudah ditakdirkan. (3) Kepandaian dan kedudukan yang didapatkan akan mengakibatkan datangnya petaka jika seseorang tidak mempunyai moral yang baik. (4) Mawas diri, berserah dan berdoa kepada Sang Pencipta, karena Dialah yang menentukan segalanya. (5) Harus tetap semangat untuk berpegang teguh pada kebenaran walaupun dikelilingi perbuatan yang angkara dengan tetap menganggap bahwa seuntung-untungnya orang yang lalai, masih beruntung yang selalu ingat dan waspada. Butir-butir tersebut digunakan sebagai titik pijak tema cerita atau penggambaran situasional untuk menyusun materi musikal dan garap masing-masing komposisi musik dalam karya “Kalatidha”. Adapun komposisi musik tersebut sebagai berikut: Aruhara”, “Kantaka”, “Awignya Angkara”, “Pamuja Pujastawa” dan “Pramana Prayitna”. Penyusunan karya “Kalatidha” menggunakan tiga tahapan, yaitu: penyusunan gagasan isi, penyusunan ide garapan dan penuangan ide garapan. Tahapan dalam penuangan ide meliputi eksplorasi teknik, eksplorasi pola permainan instrumen, pencarian melodi melalui eksplorasi, penyusunan bagian komposisi, penyambungan antara bagian komposisi, pengolahan volume, tempo sajian dan evaluasi. Hasil dari penyusunan karya dan tesis karya seni “Kalatidha” diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif rujukan untuk menyusun karya musik baru bagi mahasiswa penciptaan musik, khususnya mahasiswa karawitan.
Kata Kunci: “Kalatidha”, Serat Kalatidha, Komposisi Musik, Penciptaan Musik, Eksplorasi.
ABSTRACT
The work “Kalatidha” is a musical composition performance that elevates the contents of Serat Kalatidha as an idea. The creation of the work “Kalatidha” was motivated by the anxiety of seeing a deteriorating situation in various fields. The literary work of Serat Kalatidha is considered capable to accommodate the anxiety for the substance is still actual and appreciative until now. The purpose of the work “Kalatidha” is to convey and to describe musically the substance of Serat Kalatidha. The in-depth observations of Serat Kalatidha shows that Serat Kalatida contains five points as follows: it can be captured that the core of the Kalatidha Fiber contents is five points. The five points are as follows: (1) A state is full of doubts because there is no guidance from the leader. (2) One may feel sad when getting a trial but he must immediately get up and realize that all that happened are destined. (3) Intelligence and position obtained will result in disaster if someone does not have good morals. (4) To be introspective, surrender and pray to the God because He is the one who determines everything. (5) Keeping the spirit to hold the truth even surrounded by insolent actions and keeping assuming that someone must always remember and alert in order to get safe in his life. These items are used to be a starting point for the themes or situational portrayals to arrange the musical material and the works on each musical composition in “Kalatidha”. The composition of the music is as follows: Aruhara “,” Kantaka “,” Awignya Angkara “,” Pamuja Pujastawa “and” Pramana Prayitna “. The preparation of the work “Kalatidha” uses three stages, namely: the preparation of content ideas, compilation of ideas and conveying the ideas. The stages in conveying ideas include technical exploration, exploration of instrument playing patterns, searching the melodies through exploration, compilation of composition parts, splicing the parts of composition, processing volume, tempo of presentation and evaluation. The results of the works and the thesis of “Kalatidha” are expected to be one of the alternative references for composing new musical works for students of music creation, especially musical students.
Keywords: “Kalatidha”, Serat Kalatidha, Music Composition, Music Creation, Exploration. |
format |
article |
author |
Wahyu Thoyyib Pambayun |
author_facet |
Wahyu Thoyyib Pambayun |
author_sort |
Wahyu Thoyyib Pambayun |
title |
“Kalatidha” : Sebuah Komposisi Musik Program |
title_short |
“Kalatidha” : Sebuah Komposisi Musik Program |
title_full |
“Kalatidha” : Sebuah Komposisi Musik Program |
title_fullStr |
“Kalatidha” : Sebuah Komposisi Musik Program |
title_full_unstemmed |
“Kalatidha” : Sebuah Komposisi Musik Program |
title_sort |
“kalatidha” : sebuah komposisi musik program |
publisher |
Pusat Penerbitan ISI Surakarta |
publishDate |
2019 |
url |
https://doaj.org/article/1b789f7f1b5e46338ae7bc665e82da0b |
work_keys_str_mv |
AT wahyuthoyyibpambayun kalatidhasebuahkomposisimusikprogram |
_version_ |
1718443902453678080 |
spelling |
oai:doaj.org-article:1b789f7f1b5e46338ae7bc665e82da0b2021-11-06T03:49:43Z“Kalatidha” : Sebuah Komposisi Musik Program1410-97002655-915310.33153/glr.v17i1.2602https://doaj.org/article/1b789f7f1b5e46338ae7bc665e82da0b2019-08-01T00:00:00Zhttps://jurnal.isi-ska.ac.id/index.php/gelar/article/view/2602https://doaj.org/toc/1410-9700https://doaj.org/toc/2655-9153ABSTRAK Karya “Kalatidha” adalah pertunjukan komposisi musik yang mengangkat isi Serat Kalatidha sebagai ide gagasannya. Terciptanya karya “Kalatidha” dilatarbelakangi oleh kegundahan hati melihat keadaan sekitar yang mengalami kemerosotan di berbagai bidang. Karya sastra Serat Kalatidha dianggap mampu untuk mewadahi kegundahan hati karena substansinya masih aktual dan apresiatif hingga sekarang. Tujuan penyusunan karya “Kalatidha” adalah dapat menyampaikan dan menggambarkan secara musikal isi substansi Serat Kalatidha. Hasil dari pengamatan mendalam terhadap Serat Kalatidha, dapat ditangkap bahwa inti dari isi Serat Kalatidha ada lima butir. Adapun kelima butir tersebut sebagai berikut: (1) Keadaan negara yang penuh keraguan karena tidak adanya tauladan dari pemimpin. (2) Boleh merasa sedih ketika mendapatkan cobaan, namun harus segera bangkit dan menyadari bahwa semua cobaan yang dialami sudah ditakdirkan. (3) Kepandaian dan kedudukan yang didapatkan akan mengakibatkan datangnya petaka jika seseorang tidak mempunyai moral yang baik. (4) Mawas diri, berserah dan berdoa kepada Sang Pencipta, karena Dialah yang menentukan segalanya. (5) Harus tetap semangat untuk berpegang teguh pada kebenaran walaupun dikelilingi perbuatan yang angkara dengan tetap menganggap bahwa seuntung-untungnya orang yang lalai, masih beruntung yang selalu ingat dan waspada. Butir-butir tersebut digunakan sebagai titik pijak tema cerita atau penggambaran situasional untuk menyusun materi musikal dan garap masing-masing komposisi musik dalam karya “Kalatidha”. Adapun komposisi musik tersebut sebagai berikut: Aruhara”, “Kantaka”, “Awignya Angkara”, “Pamuja Pujastawa” dan “Pramana Prayitna”. Penyusunan karya “Kalatidha” menggunakan tiga tahapan, yaitu: penyusunan gagasan isi, penyusunan ide garapan dan penuangan ide garapan. Tahapan dalam penuangan ide meliputi eksplorasi teknik, eksplorasi pola permainan instrumen, pencarian melodi melalui eksplorasi, penyusunan bagian komposisi, penyambungan antara bagian komposisi, pengolahan volume, tempo sajian dan evaluasi. Hasil dari penyusunan karya dan tesis karya seni “Kalatidha” diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif rujukan untuk menyusun karya musik baru bagi mahasiswa penciptaan musik, khususnya mahasiswa karawitan. Kata Kunci: “Kalatidha”, Serat Kalatidha, Komposisi Musik, Penciptaan Musik, Eksplorasi. ABSTRACT The work “Kalatidha” is a musical composition performance that elevates the contents of Serat Kalatidha as an idea. The creation of the work “Kalatidha” was motivated by the anxiety of seeing a deteriorating situation in various fields. The literary work of Serat Kalatidha is considered capable to accommodate the anxiety for the substance is still actual and appreciative until now. The purpose of the work “Kalatidha” is to convey and to describe musically the substance of Serat Kalatidha. The in-depth observations of Serat Kalatidha shows that Serat Kalatida contains five points as follows: it can be captured that the core of the Kalatidha Fiber contents is five points. The five points are as follows: (1) A state is full of doubts because there is no guidance from the leader. (2) One may feel sad when getting a trial but he must immediately get up and realize that all that happened are destined. (3) Intelligence and position obtained will result in disaster if someone does not have good morals. (4) To be introspective, surrender and pray to the God because He is the one who determines everything. (5) Keeping the spirit to hold the truth even surrounded by insolent actions and keeping assuming that someone must always remember and alert in order to get safe in his life. These items are used to be a starting point for the themes or situational portrayals to arrange the musical material and the works on each musical composition in “Kalatidha”. The composition of the music is as follows: Aruhara “,” Kantaka “,” Awignya Angkara “,” Pamuja Pujastawa “and” Pramana Prayitna “. The preparation of the work “Kalatidha” uses three stages, namely: the preparation of content ideas, compilation of ideas and conveying the ideas. The stages in conveying ideas include technical exploration, exploration of instrument playing patterns, searching the melodies through exploration, compilation of composition parts, splicing the parts of composition, processing volume, tempo of presentation and evaluation. The results of the works and the thesis of “Kalatidha” are expected to be one of the alternative references for composing new musical works for students of music creation, especially musical students. Keywords: “Kalatidha”, Serat Kalatidha, Music Composition, Music Creation, Exploration.Wahyu Thoyyib PambayunPusat Penerbitan ISI Surakartaarticle“kalatidha”, serat kalatidha, komposisi musik, penciptaan musik, eksplorasi.Fine ArtsNIDGelar: Jurnal Seni Budaya, Vol 17, Iss 1, Pp 64-86 (2019) |