ANALISIS INVESTASI SAHAM PADA PERUSAHAAN PERAIH PENGHARGAAN PROPERTY AWARD 2018 YANG LISTED DI BEI DENGAN MENGGUNAKAN CAPITAL ASSET PRICING MODEL
Abstrak - Pertumbuhan sektor properti di Indonesia semakin berkembang pesat, dimana hal ini bisa dilihat dengan banyaknya perusahaan yang berdiri dan menjalankan operasionalnya dalam bentuk proyek-proyek. Hal ini peneliti lakukan untuk membantu menganalisa perusahaan-perusahaan induk yang anak-anak...
Guardado en:
Autor principal: | |
---|---|
Formato: | article |
Lenguaje: | ID |
Publicado: |
Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah IV
2020
|
Materias: | |
Acceso en línea: | https://doaj.org/article/1f37142d1cd14deeb41d225d4be58f2a |
Etiquetas: |
Agregar Etiqueta
Sin Etiquetas, Sea el primero en etiquetar este registro!
|
id |
oai:doaj.org-article:1f37142d1cd14deeb41d225d4be58f2a |
---|---|
record_format |
dspace |
institution |
DOAJ |
collection |
DOAJ |
language |
ID |
topic |
model harga aset modal, pengembalian individual, pengembalian pasar, resiko dan pengembalian yang diharapkan Economic theory. Demography HB1-3840 |
spellingShingle |
model harga aset modal, pengembalian individual, pengembalian pasar, resiko dan pengembalian yang diharapkan Economic theory. Demography HB1-3840 Hadi Ahmad Sukardi ANALISIS INVESTASI SAHAM PADA PERUSAHAAN PERAIH PENGHARGAAN PROPERTY AWARD 2018 YANG LISTED DI BEI DENGAN MENGGUNAKAN CAPITAL ASSET PRICING MODEL |
description |
Abstrak - Pertumbuhan sektor properti di Indonesia semakin berkembang pesat, dimana hal ini bisa dilihat dengan banyaknya perusahaan yang berdiri dan menjalankan operasionalnya dalam bentuk proyek-proyek. Hal ini peneliti lakukan untuk membantu menganalisa perusahaan-perusahaan induk yang anak-anak perusahaannya mendapatkan penghargaan dari warta ekonomi berupa beberapa kategori dalam memperoleh property award pada tahun 2018 dan bertujuan membandingkan perusahaan-perusahaan tersebut dan dikatakan layak berinvestasi di perusahaan-perusahaan tersebut. Dalam penelitian ini, peneliti hanya memperoleh sebanyak 23 saham perusahaan yang terpilih sebagai sampel penelitian dengan menggunakan purposive sampling. Hasil yang didapat oleh peneliti dalam analisis ini terdapat 5 saham efisien dan 18 saham tidak efisien berdasarkan perhitungan CAPM. Saham efisien adalah saham undervalued dengan nilai > nilai . Saham-saham efisien tersebut yakni : PPRO, EMDE, JSPT, DMAS dan PWON. Sedangkan saham yang tidak efisien adalah saham yang memiliki nilai < nilai dan dikatakan sebagai saham overvalued. Saham-saham tidak efisien tersebut yakni : APLN, DILD, ELTY, KIJA, SMDM, LPKR, BSDE, SMRA, CTRA, MDLN, COWL, ASRI, MTLA, GPRA, RODA, GWSA, LPCK dan BEST. Dilain sisi peneliti memperoleh penjelasan bahwa tingkat risiko tidak selalu berhubungan linier dengan tingkat pengembalian, dimana hal ini terlihat ketika peneliti menganalisa hasil risiko sistematis β (beta) yang hubungannya terbalik dengan ekspektasi pengembalian , dengan adanya perubahan posisi perusahaan yang memiliki risiko paling tinggi ternyata ekspektasi pengembaliannya rendah dan perusahaan yang memiliki risiko paling rendah justru ternyata ekspektasi pengembaliannya menjadi tinggi, hal ini terjadi pada perusahaan BEST dan ELTY. Hasil pengambilan hipotesis yaitu tidak semuanya perusahaan yang dapat peraih property award yang bisa dibeli sahamnya tetapi hanya sebagian saja.
Abstract - The growth of the property sector in Indonesia is growing rapidly, where this can be seen with the number of companies that stand up and run operations in the form of projects. This is done by researchers to help analyze the parent companies whose subsidiaries received awards from the journalists in the form of several categories in obtaining property awards in 2018 and aimed at comparing these companies and said to be worth investing in those companies. In this study, researchers only obtained as many as 23 company shares that were selected as research samples by using purposive sampling. The results obtained by researchers in this analysis there are 5 efficient shares and 18 inefficient stocks based on the CAPM calculation. An efficient stock is an undervalued stock with a value of R_i> value E (R_i). These efficient stocks are: PPRO, EMDE, JSPT, DMAS and PWON. While inefficient stocks are stocks that have a value of R_i <value of E (R_i) and are said to be overvalued shares. The inefficient stocks are: APLN, DILD, ELTY, KIJA, SMDM, LPKR, BSDE, SMRA, CTRA, MDLN, COWL, ASRI, MTLA, GPRA, WHEEL, GWSA, LPCK and BEST. On the other hand the researcher gets the explanation that the level of risk is not always linearly related to the rate of return, where this is seen when the researcher analyzes the results of systematic risk β (beta) whose relationship is inversely related to the expected return of E (R_i), with a change in the position of the company that has the most risk high turns out to have low return expectations and the company with the lowest risk actually turns out to have high return expectations, this happens to BEST and ELTY companies. The results of making a hypothesis that not all companies that can win property awards can be bought but only partial shares. |
format |
article |
author |
Hadi Ahmad Sukardi |
author_facet |
Hadi Ahmad Sukardi |
author_sort |
Hadi Ahmad Sukardi |
title |
ANALISIS INVESTASI SAHAM PADA PERUSAHAAN PERAIH PENGHARGAAN PROPERTY AWARD 2018 YANG LISTED DI BEI DENGAN MENGGUNAKAN CAPITAL ASSET PRICING MODEL |
title_short |
ANALISIS INVESTASI SAHAM PADA PERUSAHAAN PERAIH PENGHARGAAN PROPERTY AWARD 2018 YANG LISTED DI BEI DENGAN MENGGUNAKAN CAPITAL ASSET PRICING MODEL |
title_full |
ANALISIS INVESTASI SAHAM PADA PERUSAHAAN PERAIH PENGHARGAAN PROPERTY AWARD 2018 YANG LISTED DI BEI DENGAN MENGGUNAKAN CAPITAL ASSET PRICING MODEL |
title_fullStr |
ANALISIS INVESTASI SAHAM PADA PERUSAHAAN PERAIH PENGHARGAAN PROPERTY AWARD 2018 YANG LISTED DI BEI DENGAN MENGGUNAKAN CAPITAL ASSET PRICING MODEL |
title_full_unstemmed |
ANALISIS INVESTASI SAHAM PADA PERUSAHAAN PERAIH PENGHARGAAN PROPERTY AWARD 2018 YANG LISTED DI BEI DENGAN MENGGUNAKAN CAPITAL ASSET PRICING MODEL |
title_sort |
analisis investasi saham pada perusahaan peraih penghargaan property award 2018 yang listed di bei dengan menggunakan capital asset pricing model |
publisher |
Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah IV |
publishDate |
2020 |
url |
https://doaj.org/article/1f37142d1cd14deeb41d225d4be58f2a |
work_keys_str_mv |
AT hadiahmadsukardi analisisinvestasisahampadaperusahaanperaihpenghargaanpropertyaward2018yanglisteddibeidenganmenggunakancapitalassetpricingmodel |
_version_ |
1718423208234844160 |
spelling |
oai:doaj.org-article:1f37142d1cd14deeb41d225d4be58f2a2021-11-18T07:36:02ZANALISIS INVESTASI SAHAM PADA PERUSAHAAN PERAIH PENGHARGAAN PROPERTY AWARD 2018 YANG LISTED DI BEI DENGAN MENGGUNAKAN CAPITAL ASSET PRICING MODEL1907-06402654-716310.36787/jei.v14i1.211https://doaj.org/article/1f37142d1cd14deeb41d225d4be58f2a2020-04-01T00:00:00Zhttps://jurnal.lldikti4.or.id/index.php/jurnalekono/article/view/211https://doaj.org/toc/1907-0640https://doaj.org/toc/2654-7163Abstrak - Pertumbuhan sektor properti di Indonesia semakin berkembang pesat, dimana hal ini bisa dilihat dengan banyaknya perusahaan yang berdiri dan menjalankan operasionalnya dalam bentuk proyek-proyek. Hal ini peneliti lakukan untuk membantu menganalisa perusahaan-perusahaan induk yang anak-anak perusahaannya mendapatkan penghargaan dari warta ekonomi berupa beberapa kategori dalam memperoleh property award pada tahun 2018 dan bertujuan membandingkan perusahaan-perusahaan tersebut dan dikatakan layak berinvestasi di perusahaan-perusahaan tersebut. Dalam penelitian ini, peneliti hanya memperoleh sebanyak 23 saham perusahaan yang terpilih sebagai sampel penelitian dengan menggunakan purposive sampling. Hasil yang didapat oleh peneliti dalam analisis ini terdapat 5 saham efisien dan 18 saham tidak efisien berdasarkan perhitungan CAPM. Saham efisien adalah saham undervalued dengan nilai > nilai . Saham-saham efisien tersebut yakni : PPRO, EMDE, JSPT, DMAS dan PWON. Sedangkan saham yang tidak efisien adalah saham yang memiliki nilai < nilai dan dikatakan sebagai saham overvalued. Saham-saham tidak efisien tersebut yakni : APLN, DILD, ELTY, KIJA, SMDM, LPKR, BSDE, SMRA, CTRA, MDLN, COWL, ASRI, MTLA, GPRA, RODA, GWSA, LPCK dan BEST. Dilain sisi peneliti memperoleh penjelasan bahwa tingkat risiko tidak selalu berhubungan linier dengan tingkat pengembalian, dimana hal ini terlihat ketika peneliti menganalisa hasil risiko sistematis β (beta) yang hubungannya terbalik dengan ekspektasi pengembalian , dengan adanya perubahan posisi perusahaan yang memiliki risiko paling tinggi ternyata ekspektasi pengembaliannya rendah dan perusahaan yang memiliki risiko paling rendah justru ternyata ekspektasi pengembaliannya menjadi tinggi, hal ini terjadi pada perusahaan BEST dan ELTY. Hasil pengambilan hipotesis yaitu tidak semuanya perusahaan yang dapat peraih property award yang bisa dibeli sahamnya tetapi hanya sebagian saja. Abstract - The growth of the property sector in Indonesia is growing rapidly, where this can be seen with the number of companies that stand up and run operations in the form of projects. This is done by researchers to help analyze the parent companies whose subsidiaries received awards from the journalists in the form of several categories in obtaining property awards in 2018 and aimed at comparing these companies and said to be worth investing in those companies. In this study, researchers only obtained as many as 23 company shares that were selected as research samples by using purposive sampling. The results obtained by researchers in this analysis there are 5 efficient shares and 18 inefficient stocks based on the CAPM calculation. An efficient stock is an undervalued stock with a value of R_i> value E (R_i). These efficient stocks are: PPRO, EMDE, JSPT, DMAS and PWON. While inefficient stocks are stocks that have a value of R_i <value of E (R_i) and are said to be overvalued shares. The inefficient stocks are: APLN, DILD, ELTY, KIJA, SMDM, LPKR, BSDE, SMRA, CTRA, MDLN, COWL, ASRI, MTLA, GPRA, WHEEL, GWSA, LPCK and BEST. On the other hand the researcher gets the explanation that the level of risk is not always linearly related to the rate of return, where this is seen when the researcher analyzes the results of systematic risk β (beta) whose relationship is inversely related to the expected return of E (R_i), with a change in the position of the company that has the most risk high turns out to have low return expectations and the company with the lowest risk actually turns out to have high return expectations, this happens to BEST and ELTY companies. The results of making a hypothesis that not all companies that can win property awards can be bought but only partial shares.Hadi Ahmad SukardiLembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah IVarticlemodel harga aset modal, pengembalian individual, pengembalian pasar, resiko dan pengembalian yang diharapkanEconomic theory. DemographyHB1-3840IDEkono Insentif, Vol 14, Iss 1, Pp 54-64 (2020) |