Prediksi Jumlah Kejadian Titik Api Melalui Pendekatan Deret Waktu Menggunakan Model Seasonal Arima
Kebakaran hutan merupakan permasalahan yang hampir setiap tahun terjadi di Indonesia terutama di pulau Sumatera dan Kalimantan. Umumnya kejadian kebakaran hutan di Indonesia terjadi pada lahan gambut, hal ini dikarenakan pada musim kemarau, lahan gambut akan menjadi sangat kering sampai kedalaman te...
Guardado en:
Autores principales: | , |
---|---|
Formato: | article |
Lenguaje: | EN ID |
Publicado: |
P3M Politeknik Negeri Banjarmasin
2019
|
Materias: | |
Acceso en línea: | https://doaj.org/article/2dfac499c8874d6e9e8c55e7f7fe003d |
Etiquetas: |
Agregar Etiqueta
Sin Etiquetas, Sea el primero en etiquetar este registro!
|
id |
oai:doaj.org-article:2dfac499c8874d6e9e8c55e7f7fe003d |
---|---|
record_format |
dspace |
spelling |
oai:doaj.org-article:2dfac499c8874d6e9e8c55e7f7fe003d2021-12-02T08:35:50ZPrediksi Jumlah Kejadian Titik Api Melalui Pendekatan Deret Waktu Menggunakan Model Seasonal Arima2598-32452598-328810.31961/eltikom.v3i2.122https://doaj.org/article/2dfac499c8874d6e9e8c55e7f7fe003d2019-10-01T00:00:00Zhttp://eltikom.poliban.ac.id/index.php/eltikom/article/view/122https://doaj.org/toc/2598-3245https://doaj.org/toc/2598-3288Kebakaran hutan merupakan permasalahan yang hampir setiap tahun terjadi di Indonesia terutama di pulau Sumatera dan Kalimantan. Umumnya kejadian kebakaran hutan di Indonesia terjadi pada lahan gambut, hal ini dikarenakan pada musim kemarau, lahan gambut akan menjadi sangat kering sampai kedalaman tertentu sehingga akan mudah terbakar. Upaya menanggulangi kebakaran hutan telah dilakukan melalui pemantauan titik api melalui satelit, hal ini telah dilakukan oleh NASA (National Aeronautics and Space Administration) dengan satelit Terra dan Aqua melalui instrument MODIS (Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer). Data yang didapatkan dari satelit tersebut mulai dari tahun 2001 sampai dengan 2018 kemudian diproses menjadi jumlah kejadian titik api perbulan yang selanjutnya dianalisa dengan pendekatan deret waktu menggunakan model Seasonal ARIMA (Auto Regressive Integrated Moving Average). Hal ini dilakukan untuk mengetahui korelasi jumlah kejadian titik api yang terjadi dengan jumlah kejadian titik api pada waktu sebelumnya. Hasil pengujian menunjukkan bahwa model ARIMA (1,0,1)x(1,0,1,12) adalah model terbaik untuk melakukan prediksi jumlah titik api dengan nilai RMSE sebesar 5.85.Muhammad AlkaffNandang Eko YuliantoP3M Politeknik Negeri Banjarmasinarticlearimaderet waktukebakaran hutanlahan gambutmodisElectrical engineering. Electronics. Nuclear engineeringTK1-9971Information technologyT58.5-58.64ENIDJurnal ELTIKOM: Jurnal Teknik Elektro, Teknologi Informasi dan Komputer, Vol 3, Iss 2, Pp 54-63 (2019) |
institution |
DOAJ |
collection |
DOAJ |
language |
EN ID |
topic |
arima deret waktu kebakaran hutan lahan gambut modis Electrical engineering. Electronics. Nuclear engineering TK1-9971 Information technology T58.5-58.64 |
spellingShingle |
arima deret waktu kebakaran hutan lahan gambut modis Electrical engineering. Electronics. Nuclear engineering TK1-9971 Information technology T58.5-58.64 Muhammad Alkaff Nandang Eko Yulianto Prediksi Jumlah Kejadian Titik Api Melalui Pendekatan Deret Waktu Menggunakan Model Seasonal Arima |
description |
Kebakaran hutan merupakan permasalahan yang hampir setiap tahun terjadi di Indonesia terutama di pulau Sumatera dan Kalimantan. Umumnya kejadian kebakaran hutan di Indonesia terjadi pada lahan gambut, hal ini dikarenakan pada musim kemarau, lahan gambut akan menjadi sangat kering sampai kedalaman tertentu sehingga akan mudah terbakar. Upaya menanggulangi kebakaran hutan telah dilakukan melalui pemantauan titik api melalui satelit, hal ini telah dilakukan oleh NASA (National Aeronautics and Space Administration) dengan satelit Terra dan Aqua melalui instrument MODIS (Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer). Data yang didapatkan dari satelit tersebut mulai dari tahun 2001 sampai dengan 2018 kemudian diproses menjadi jumlah kejadian titik api perbulan yang selanjutnya dianalisa dengan pendekatan deret waktu menggunakan model Seasonal ARIMA (Auto Regressive Integrated Moving Average). Hal ini dilakukan untuk mengetahui korelasi jumlah kejadian titik api yang terjadi dengan jumlah kejadian titik api pada waktu sebelumnya. Hasil pengujian menunjukkan bahwa model ARIMA (1,0,1)x(1,0,1,12) adalah model terbaik untuk melakukan prediksi jumlah titik api dengan nilai RMSE sebesar 5.85. |
format |
article |
author |
Muhammad Alkaff Nandang Eko Yulianto |
author_facet |
Muhammad Alkaff Nandang Eko Yulianto |
author_sort |
Muhammad Alkaff |
title |
Prediksi Jumlah Kejadian Titik Api Melalui Pendekatan Deret Waktu Menggunakan Model Seasonal Arima |
title_short |
Prediksi Jumlah Kejadian Titik Api Melalui Pendekatan Deret Waktu Menggunakan Model Seasonal Arima |
title_full |
Prediksi Jumlah Kejadian Titik Api Melalui Pendekatan Deret Waktu Menggunakan Model Seasonal Arima |
title_fullStr |
Prediksi Jumlah Kejadian Titik Api Melalui Pendekatan Deret Waktu Menggunakan Model Seasonal Arima |
title_full_unstemmed |
Prediksi Jumlah Kejadian Titik Api Melalui Pendekatan Deret Waktu Menggunakan Model Seasonal Arima |
title_sort |
prediksi jumlah kejadian titik api melalui pendekatan deret waktu menggunakan model seasonal arima |
publisher |
P3M Politeknik Negeri Banjarmasin |
publishDate |
2019 |
url |
https://doaj.org/article/2dfac499c8874d6e9e8c55e7f7fe003d |
work_keys_str_mv |
AT muhammadalkaff prediksijumlahkejadiantitikapimelaluipendekatanderetwaktumenggunakanmodelseasonalarima AT nandangekoyulianto prediksijumlahkejadiantitikapimelaluipendekatanderetwaktumenggunakanmodelseasonalarima |
_version_ |
1718398448755015680 |