PERJALANAN DALAM PUISI “PERJALANAN TANPA HENTI” KARYA REMY SYLADO

<p>Makalah ini bertujuan untuk mendiskripsikan konsep perjalanan yang terdapat dalam puisi “Perjalanan Tanpa Henti” karya Remy Sylado. Teori yang mendasari adalah teori poskolonial yang dikemukakan oleh Sara Upstone. Teknik analisis dimulai dari teks puisi dan mengungkapkan instabilitas atau k...

Descripción completa

Guardado en:
Detalles Bibliográficos
Autor principal: Fitri Merawati
Formato: article
Lenguaje:EN
ID
Publicado: Universitas Ahmad Dahlan 2014
Materias:
P
Acceso en línea:https://doaj.org/article/448fe224c09e45fdb3a9f8ef8bb75a59
Etiquetas: Agregar Etiqueta
Sin Etiquetas, Sea el primero en etiquetar este registro!
id oai:doaj.org-article:448fe224c09e45fdb3a9f8ef8bb75a59
record_format dspace
spelling oai:doaj.org-article:448fe224c09e45fdb3a9f8ef8bb75a592021-11-26T02:06:20ZPERJALANAN DALAM PUISI “PERJALANAN TANPA HENTI” KARYA REMY SYLADO0215-49942548-458310.26555/bahastra.v32i1.3241https://doaj.org/article/448fe224c09e45fdb3a9f8ef8bb75a592014-10-01T00:00:00Zhttp://journal.uad.ac.id/index.php/BAHASTRA/article/view/3241https://doaj.org/toc/0215-4994https://doaj.org/toc/2548-4583<p>Makalah ini bertujuan untuk mendiskripsikan konsep perjalanan yang terdapat dalam puisi “Perjalanan Tanpa Henti” karya Remy Sylado. Teori yang mendasari adalah teori poskolonial yang dikemukakan oleh Sara Upstone. Teknik analisis dimulai dari teks puisi dan mengungkapkan instabilitas atau ketidakstabilan dalam perjalanan. Tiga jenis perjalanan dalam poskolonial yaitu perjalanan nomad, perjalanan excellence, dan perjalanan migrant. Perjalanan nomad tidak terikat pada ruang dan tidak ada yang mengendalikan. Perjalanan excellence, seperti pengasingan dan melarikan meskipun tampaknya menjauhkan diri namun masih tetap mengingat pada ruangnya terdahulu. Perjalanan migrant adalah perjalanan yang masih terkontrol karena masih memiliki tujuan.</p><p>Hasil analisis menunjukkan bahwa puisi berjudul “Perjalanan Tanpa Henti” karya Remy Sylado memiliki konsep perjalan jenis nomad. Hal ini dapat dilihat dari tokoh wanita dalam puisi tersebut. Perjalan yang dilakukan oleh wanita itu tidak terikat oleh ruang. Sejak usia 15 tahun hingga usia 29 tahun, dia terus melakukan perjalanan. Dalam perjalanan itu dia bertemu banyak peristiwa yang kemudian peritiwa itu memunculkan adanya chaos atau kekacauan dalam dirinya. Namun hal ini tidak menyurutkan semangatnya untuk terus melakukan perjalanan. Dia terus melakukan resistensi terhadap rintangan-rintangan yang menghalangi perjalanannya. Dia tidak lagi terikat pada ruang dan tidak lagi ada yang mengendalikan. Dia akan terus melakukan perjalanan. Oleh sebab itu, puisi karya Remy Sylado telah  menyajikan konsep perjalanan dan termasuk karya sastra poskolonial.</p><p> </p><p>Kata kunci: perjalanan, poskolonial, nomade, puisi</p><p><strong> </strong></p>Fitri MerawatiUniversitas Ahmad DahlanarticleEducation (General)L7-991Language and LiteraturePENIDBahastra, Vol 32, Iss 1 (2014)
institution DOAJ
collection DOAJ
language EN
ID
topic Education (General)
L7-991
Language and Literature
P
spellingShingle Education (General)
L7-991
Language and Literature
P
Fitri Merawati
PERJALANAN DALAM PUISI “PERJALANAN TANPA HENTI” KARYA REMY SYLADO
description <p>Makalah ini bertujuan untuk mendiskripsikan konsep perjalanan yang terdapat dalam puisi “Perjalanan Tanpa Henti” karya Remy Sylado. Teori yang mendasari adalah teori poskolonial yang dikemukakan oleh Sara Upstone. Teknik analisis dimulai dari teks puisi dan mengungkapkan instabilitas atau ketidakstabilan dalam perjalanan. Tiga jenis perjalanan dalam poskolonial yaitu perjalanan nomad, perjalanan excellence, dan perjalanan migrant. Perjalanan nomad tidak terikat pada ruang dan tidak ada yang mengendalikan. Perjalanan excellence, seperti pengasingan dan melarikan meskipun tampaknya menjauhkan diri namun masih tetap mengingat pada ruangnya terdahulu. Perjalanan migrant adalah perjalanan yang masih terkontrol karena masih memiliki tujuan.</p><p>Hasil analisis menunjukkan bahwa puisi berjudul “Perjalanan Tanpa Henti” karya Remy Sylado memiliki konsep perjalan jenis nomad. Hal ini dapat dilihat dari tokoh wanita dalam puisi tersebut. Perjalan yang dilakukan oleh wanita itu tidak terikat oleh ruang. Sejak usia 15 tahun hingga usia 29 tahun, dia terus melakukan perjalanan. Dalam perjalanan itu dia bertemu banyak peristiwa yang kemudian peritiwa itu memunculkan adanya chaos atau kekacauan dalam dirinya. Namun hal ini tidak menyurutkan semangatnya untuk terus melakukan perjalanan. Dia terus melakukan resistensi terhadap rintangan-rintangan yang menghalangi perjalanannya. Dia tidak lagi terikat pada ruang dan tidak lagi ada yang mengendalikan. Dia akan terus melakukan perjalanan. Oleh sebab itu, puisi karya Remy Sylado telah  menyajikan konsep perjalanan dan termasuk karya sastra poskolonial.</p><p> </p><p>Kata kunci: perjalanan, poskolonial, nomade, puisi</p><p><strong> </strong></p>
format article
author Fitri Merawati
author_facet Fitri Merawati
author_sort Fitri Merawati
title PERJALANAN DALAM PUISI “PERJALANAN TANPA HENTI” KARYA REMY SYLADO
title_short PERJALANAN DALAM PUISI “PERJALANAN TANPA HENTI” KARYA REMY SYLADO
title_full PERJALANAN DALAM PUISI “PERJALANAN TANPA HENTI” KARYA REMY SYLADO
title_fullStr PERJALANAN DALAM PUISI “PERJALANAN TANPA HENTI” KARYA REMY SYLADO
title_full_unstemmed PERJALANAN DALAM PUISI “PERJALANAN TANPA HENTI” KARYA REMY SYLADO
title_sort perjalanan dalam puisi “perjalanan tanpa henti” karya remy sylado
publisher Universitas Ahmad Dahlan
publishDate 2014
url https://doaj.org/article/448fe224c09e45fdb3a9f8ef8bb75a59
work_keys_str_mv AT fitrimerawati perjalanandalampuisiperjalanantanpahentikaryaremysylado
_version_ 1718409964265930752