Penggunaan Media Interaktif Berbasis Geogebra dan Powerpoint Untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Materi Pegal di Kelas VIII1 SMPN 3 Tanete Rilau
Pembelajaran pada abad ke-21 menuntut kesungguhan guru dalam mengelola pembelajaran. Perkembangan dan penggunaan teknologi sangat pesat, mempengaruhi setiap aspek kehidupan termasuk dunia pendidikan, maka guru harus mampu menggunakan media pembelajaran berbasis TIK. Pembelajaran dikatakan berhasil...
Guardado en:
Autor principal: | |
---|---|
Formato: | article |
Lenguaje: | EN ID |
Publicado: |
Universitas Cokroaminoto Palopo
2019
|
Materias: | |
Acceso en línea: | https://doaj.org/article/6f269c5da2e74f4eb12fc2eaee16b590 |
Etiquetas: |
Agregar Etiqueta
Sin Etiquetas, Sea el primero en etiquetar este registro!
|
Sumario: | Pembelajaran pada abad ke-21 menuntut kesungguhan guru dalam mengelola pembelajaran. Perkembangan dan penggunaan teknologi sangat pesat, mempengaruhi setiap aspek kehidupan termasuk dunia pendidikan, maka guru harus mampu menggunakan media pembelajaran berbasis TIK. Pembelajaran dikatakan berhasil jika guru mampu melibatkan peserta didik secara aktif dalam pembelajaran. Suatu alternatif pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan peserta didik yaitu dengan memanfaatkan TIK. Guru merancang dan membuat media interaktif berbasis geogebra dan powerpoint. Peserta didik melakukan simulasi materi pelajaran (media geogebra), mendiskusikan contoh soal dan soal latihan (media powerpoint). Selama proses pembelajaran peserta didik bekerjasama, saling membantu, dan saling memotivasi untuk menemukan, memahami dan memecahkan masalah. Penggunaan media interaktif berbasis geogebra dan powerpoint pada pembelajaran persamaan garis lurus memberikan hasil yang baik. Pada aspek proses pembelajaran, aktivitas peserta didik pada siklus III mengalami peningkatan dibandingkan siklus I dan II. Pada aspek hasil belajar terjadi peningkatan rata-rata hasil belajar. Pada siklus I, rata-rata hasil belajar peserta didik adalah 46,8 menjadi 53,3 pada siklus II dan pada siklus III menjadi 81,9. Jumlah peserta didik yang mencapai/melampaui nilai KKM pada siklus III lebih banyak dari siklus I dan II. Pada siklus I ketuntasan hanya 15,8%, meningkat menjadi 40% pada siklus II dan pada siklus III menjadi 85%.
|
---|