Karya Rakut Sitelu

Rakut Sitelu adalah salah satu unsur yang ada dalam konsep Sangkep Nggeluh yang fungsinya untuk menentukan kedudukan seseorang dalam bersosial dan berbudaya kedalam tiga kategori yaitu Sukut, Kalimbubu, dan Anak Beru. Sukut adalah pihak yang menjadi tuan rumah dalam suatu upaca adat istiadat maupun...

Descripción completa

Guardado en:
Detalles Bibliográficos
Autor principal: Brepin Tarigan
Formato: article
Lenguaje:ID
Publicado: Institut Seni Indonesia Surakarta 2017
Materias:
N
Acceso en línea:https://doaj.org/article/86bec620c436415eb09613c5d900c4ba
Etiquetas: Agregar Etiqueta
Sin Etiquetas, Sea el primero en etiquetar este registro!
id oai:doaj.org-article:86bec620c436415eb09613c5d900c4ba
record_format dspace
spelling oai:doaj.org-article:86bec620c436415eb09613c5d900c4ba2021-11-26T03:24:48ZKarya Rakut Sitelu1412-41812685-287X10.33153/dewaruci.v12i1.2515https://doaj.org/article/86bec620c436415eb09613c5d900c4ba2017-07-01T00:00:00Zhttps://jurnal.isi-ska.ac.id/index.php/dewaruci/article/view/2515https://doaj.org/toc/1412-4181https://doaj.org/toc/2685-287XRakut Sitelu adalah salah satu unsur yang ada dalam konsep Sangkep Nggeluh yang fungsinya untuk menentukan kedudukan seseorang dalam bersosial dan berbudaya kedalam tiga kategori yaitu Sukut, Kalimbubu, dan Anak Beru. Sukut adalah pihak yang menjadi tuan rumah dalam suatu upaca adat istiadat maupun ritual, kalimbubu adalah pihak yang sangat dihormati karena dianggap menjadi perwakilan Dibata (Tuhan) dibumi pemberi tendi dan darah, sedangkan Anak Beru adalah pihak yang mengerjakan pekerjaan sukut dalam upacara adat istiadat maupun ritual. Namun dalam sistem Rakut Sitelu kedudukan tersebut akan berganti melalui proses ertutur sehingga tidak ada kedudukan tetap dan kasta dalam masyarakat Karo. Namun dewasa ini sistem Rakut Sitelu menjadi artifisal karena berbagai pengaruh diantaranya jabatan, ekonomi, dan tantangan hidup. Fenomena tersebut membuat pengkarya merasa perlu menciptakan sebuah kritisi melalui media musik kemasan seni pertunjukan yang digagas dari konsep falsafah hidup masyarakat Karo dengan sumber bunyi dan rhitem dari gendang sarunei dalam kemasan seni pertunjukan dengan durasi pertunjukan lebih kurang 50 menit. Komposisi ini diberi judul “Rakut Sitelu” dan dibagi menjadi tiga bagian yaitu Sukut, Kalimbubu, dan Anak Beru. Namun komposisi ini tidak dapat berdiri sendiri-sendiri melainkan terkait antara yang satu dengan bagian lainnya. Masing-masing dalam bagian tersebut mempunyai makna tersendiri yang terkait dengan sistem Rakut Sitelu.   ABSTRACT Rakut Sitelu is one of the elements contained in the concept Sangkep Nggeluh whose function is to determine the position of a person in a sociable and cultured into three categories Sukut, Kalimbubu, and Anak Beru. Sukut is party to host a customs ceremony and rituals, Kalimbubu is the highly respected because it is considered to be a representative Dibata (God) on earth giver tendi and blood, while the Anak Beru is a party that does the work Sukut ceremonial customs and rituals. However, within the Rakut Sitelu these positions will change through the process ertutur so there is no fixed position and caste in society Karo. But today it is the Rakut Sitelu sytem be artifisal due to various influences such positions, the economy, and the challenges of life. That phenomenon makes composer felt the need to create a critique through packaging music media performance art conceived of the concept of community Karo philosophy of life with the sound source and rhitem of drum sarunei in the packaging art show with performances duration of approximately 50 minutes. This composition was given the title of “Rakut Sitelu” and is divided into three parts, namely Sukut, Kalimbubu, and Anak Beru. However, this composition can not stand alone but bound between the one with the other parts. Respectively in the section has its own meaning related to the raccoon Sitelu system.Brepin TariganInstitut Seni Indonesia Surakartaarticlerakut siteluseni pertunjukanFine ArtsNIDDewa Ruci: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni, Vol 12, Iss 1, Pp 11-16 (2017)
institution DOAJ
collection DOAJ
language ID
topic rakut sitelu
seni pertunjukan
Fine Arts
N
spellingShingle rakut sitelu
seni pertunjukan
Fine Arts
N
Brepin Tarigan
Karya Rakut Sitelu
description Rakut Sitelu adalah salah satu unsur yang ada dalam konsep Sangkep Nggeluh yang fungsinya untuk menentukan kedudukan seseorang dalam bersosial dan berbudaya kedalam tiga kategori yaitu Sukut, Kalimbubu, dan Anak Beru. Sukut adalah pihak yang menjadi tuan rumah dalam suatu upaca adat istiadat maupun ritual, kalimbubu adalah pihak yang sangat dihormati karena dianggap menjadi perwakilan Dibata (Tuhan) dibumi pemberi tendi dan darah, sedangkan Anak Beru adalah pihak yang mengerjakan pekerjaan sukut dalam upacara adat istiadat maupun ritual. Namun dalam sistem Rakut Sitelu kedudukan tersebut akan berganti melalui proses ertutur sehingga tidak ada kedudukan tetap dan kasta dalam masyarakat Karo. Namun dewasa ini sistem Rakut Sitelu menjadi artifisal karena berbagai pengaruh diantaranya jabatan, ekonomi, dan tantangan hidup. Fenomena tersebut membuat pengkarya merasa perlu menciptakan sebuah kritisi melalui media musik kemasan seni pertunjukan yang digagas dari konsep falsafah hidup masyarakat Karo dengan sumber bunyi dan rhitem dari gendang sarunei dalam kemasan seni pertunjukan dengan durasi pertunjukan lebih kurang 50 menit. Komposisi ini diberi judul “Rakut Sitelu” dan dibagi menjadi tiga bagian yaitu Sukut, Kalimbubu, dan Anak Beru. Namun komposisi ini tidak dapat berdiri sendiri-sendiri melainkan terkait antara yang satu dengan bagian lainnya. Masing-masing dalam bagian tersebut mempunyai makna tersendiri yang terkait dengan sistem Rakut Sitelu.   ABSTRACT Rakut Sitelu is one of the elements contained in the concept Sangkep Nggeluh whose function is to determine the position of a person in a sociable and cultured into three categories Sukut, Kalimbubu, and Anak Beru. Sukut is party to host a customs ceremony and rituals, Kalimbubu is the highly respected because it is considered to be a representative Dibata (God) on earth giver tendi and blood, while the Anak Beru is a party that does the work Sukut ceremonial customs and rituals. However, within the Rakut Sitelu these positions will change through the process ertutur so there is no fixed position and caste in society Karo. But today it is the Rakut Sitelu sytem be artifisal due to various influences such positions, the economy, and the challenges of life. That phenomenon makes composer felt the need to create a critique through packaging music media performance art conceived of the concept of community Karo philosophy of life with the sound source and rhitem of drum sarunei in the packaging art show with performances duration of approximately 50 minutes. This composition was given the title of “Rakut Sitelu” and is divided into three parts, namely Sukut, Kalimbubu, and Anak Beru. However, this composition can not stand alone but bound between the one with the other parts. Respectively in the section has its own meaning related to the raccoon Sitelu system.
format article
author Brepin Tarigan
author_facet Brepin Tarigan
author_sort Brepin Tarigan
title Karya Rakut Sitelu
title_short Karya Rakut Sitelu
title_full Karya Rakut Sitelu
title_fullStr Karya Rakut Sitelu
title_full_unstemmed Karya Rakut Sitelu
title_sort karya rakut sitelu
publisher Institut Seni Indonesia Surakarta
publishDate 2017
url https://doaj.org/article/86bec620c436415eb09613c5d900c4ba
work_keys_str_mv AT brepintarigan karyarakutsitelu
_version_ 1718409912520802304