Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap fertilitas Sternochetus frigidus (Fabricius) (Coleoptera: Curculionidae) pada mangga kuini
<p>Salah satu tindakan perlakuan karantina yang diakui oleh lembaga internasional dan aman bagi konsumen adalah penggunaan iradiasi sinar gamma pada dosis yang direkomendasikan. Tujuan penelitian ini adalah menguji keefektifan dosis generik iradiasi sinar gamma [60Co] untuk mensterilisasi kumb...
Guardado en:
Autores principales: | , , , , , |
---|---|
Formato: | article |
Lenguaje: | EN ID |
Publicado: |
The Entomological Society of Indonesia
2020
|
Materias: | |
Acceso en línea: | https://doaj.org/article/9b2427f950d548e1972864de7f03f819 |
Etiquetas: |
Agregar Etiqueta
Sin Etiquetas, Sea el primero en etiquetar este registro!
|
Sumario: | <p>Salah satu tindakan perlakuan karantina yang diakui oleh lembaga internasional dan aman bagi konsumen adalah penggunaan iradiasi sinar gamma pada dosis yang direkomendasikan. Tujuan penelitian ini adalah menguji keefektifan dosis generik iradiasi sinar gamma [60Co] untuk mensterilisasi kumbang <em>Sternochetus frigidus</em> (Fabricius) pada buah mangga kuini (<em>Mangifera odorata</em> Griff). Sebanyak 300 kg buah kuini yang dipastikan terinfestasi <em>S. frigidus</em> diambil dari Sumatera Barat dan Lampung. Perlakuan iradiasi sinar gamma pada dosis 50, 100, 150, 200, 300, dan 400 Gy masing-masing dilakukan terhadap 6–8 buah kuini per kotak dan diulang tiga kali. Perlakuan iradiasi dilakukan dalam dua percobaan. Percobaan pertama pada bulan April untuk buah kuini asal Sumatera Barat dan yang kedua pada bulan Mei untuk buah yang berasal dari Lampung. Perlakuan iradiasi sinar gamma menurunkan kemampuan makan, hidup normal, produksi telur, dan meningkatkan kematian imago. Iradiasi sinar gamma memengaruhi perkembangan pupa dan imago. Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap hidup normal imago lebih tinggi ditunjukkan pada percobaan pertama dengan waktu pengamatan pada minggu ke delapan dibandingkan dengan pengamatan percobaan kedua dengan waktu pengamatan pada minggu ke empat. Pupa yang diiradiasi pada dosis 100 Gy masih mampu menjadi imago, namun tidak mampu menghasilkan telur. Imago yang diiradiasi pada 150 Gy masih mampu bertelur dengan rataan 6 butir (percobaan pertama) dan 2,3 butir (percobaan kedua), namun telur yang dihasilkan tidak mampu berkembang menjadi larva. Imago yang diradiasi pada dosis 200 Gy tidak mampu menghasilkan telur untuk kedua percobaan.</p> |
---|