Kemiripan genetik wereng coklat, Nilaparvata lugens Stål. (Homoptera: Delphacidae) populasi Klaten dan Yogyakarta berdasarkan penanda RAPD-PCR

<p class="Default">Wereng coklat (<em>Nilaparvata lugens </em>Stål.) populasi Klaten dan Yogyakarta menunjukkan kemampuan adaptasi pada varietas padi tahan lebih cepat daripada populasi asal wilayah sekitarnya, namun kajian aspek genetik terkait hal ini masih terbatas. Pe...

Descripción completa

Guardado en:
Detalles Bibliográficos
Autores principales: Supriyadi Supriyadi, Retno Wijayanti
Formato: article
Lenguaje:EN
ID
Publicado: The Entomological Society of Indonesia 2018
Materias:
Acceso en línea:https://doaj.org/article/a7c3e5b990a449e595e76e5074482f8d
Etiquetas: Agregar Etiqueta
Sin Etiquetas, Sea el primero en etiquetar este registro!
Descripción
Sumario:<p class="Default">Wereng coklat (<em>Nilaparvata lugens </em>Stål.) populasi Klaten dan Yogyakarta menunjukkan kemampuan adaptasi pada varietas padi tahan lebih cepat daripada populasi asal wilayah sekitarnya, namun kajian aspek genetik terkait hal ini masih terbatas. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi kemiripan genetik wereng coklat populasi Klaten dan Yogyakarta dengan populasi asal lokasi sekitarnya sebagai pembanding, berdasarkan penanda RAPD-PCR. Pengambilan sampel wereng coklat dilakukan di pertanaman padi di Klaten, Yogyakarta, Sukoharjo, Boyolali, Karanganyar, Sragen, dan Ngawi. Identifikasi kemiripan genetik dilakukan dengan teknik RAPD-PCR, menggunakan lima random primer, yakni OPB 01, OPB 07, OPC 04, OPC 08, dan OPN 15.  Hasil pengujian menunjukkan bahwa kelima primer mampu<em> </em>mengamplifikasi DNA wereng coklat<em> </em>dengan baik, namun tidak ada primer yang mampu membedakan secara jelas populasi Klaten dan Yogyakarta dengan populasi asal wilayah sekitarnya. Populasi wereng coklat asal Klaten dan Yogyakarta juga menunjukkan kemiripan genetik dengan populasi asal wilayah sekitarnya, yakni Boyolali, Sukoharjo, dan Sragen, kecuali dengan Karanganyar dan Ngawi. Kajian genetik antar populasi, termasuk populasi asal Klaten dan Yogyakarta diperlukan untuk mengungkap perbedaan genetiknya.</p>