Persepsi Apoteker terhadap Apoteker Online di Wilayah Surabaya Timur

Abstract—Indonesia currently does not have regulations regarding the sale of drugs through online media, including online pharmacies. However, face to face with pharmacists and patients is very important, because through online media there are no requirements or restrictions that regulate so as to...

Descripción completa

Guardado en:
Detalles Bibliográficos
Autores principales: Amelia Lorensia, Emiliana Lamur
Formato: article
Lenguaje:EN
ID
Publicado: Direktorat Penerbitan dan Publikasi Ilmiah Universitas Surabaya 2021
Materias:
R
Acceso en línea:https://doaj.org/article/b87760f9d82740f2921e6ee825d7f620
Etiquetas: Agregar Etiqueta
Sin Etiquetas, Sea el primero en etiquetar este registro!
Descripción
Sumario:Abstract—Indonesia currently does not have regulations regarding the sale of drugs through online media, including online pharmacies. However, face to face with pharmacists and patients is very important, because through online media there are no requirements or restrictions that regulate so as to guarantee safety to the public and avoid misuse of drugs sold through online media. This study used a cross-sectional design with a purposive sampling method. Collecting data in this study through interviews using a questionnaire to determine pharmacists' perceptions of online pharmacies in Indonesia. In this study. The number of respondents involved was 100 pharmacists. Most of the respondents' perceptions gave positive perceptions, both on the quality assurance of medicines and pharmaceutical services. Respondents also agreed on the advantages of purchasing via online, such as easy access, saving time, and completeness of information. However, respondents also agreed that there were drawbacks from online purchases such as the risk of authenticity of drugs, limited information, and drug misuse. Pharmacists view online pharmacies as opportunities for drug sales but also at risk of drug abuse if they are not regulated by government regulations. Keywords: pharmacist perception, online pharmacy Abstrak— Indonesia saat ini belum memiliki regulasi terkait dengan penjualan obat melalui media online, termasuk apotek online. Namun tatap muka apoteker dan pasien sangat penting dilakukan, karena melalui media online tanpa ada persyaratan atau pembatasan yang mengatur sehingga untuk memberikan jaminan keselamatan kepada masyarakat dan menghindari penyalahgunaan obat yang dijual melalui media online. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan metode purposive sampling. Pengumpulan data dalam penelitian ini melalui wawancara menggunakan kuesioner untuk mengetahui persepsi apoteker terhadap apotek online di Indonesia. Pada penelitian ini sampel difokuskan dengan metode non-random sampling dengan menggunakan teknik purposive sampling. Jumlah responden yang terlibat adalah 100 orang apoteker. Persepsi responden sebagaian besar memberikan persepsi positif, baik pada jaminan kualitas mutu obat dan pelayanan kefarmasian. Responden juga menyetujui adanya keuntungan pembelian via online, seperti kemudahan akses, hemat waktu, dan kelengkapan informasi. Namun responden juga menyetujui adanya kekurangan dari pembelian online seperti risiko keaslian obat, keterbatasan informasi, dan penyalahgunaan obat. Apoteker memandang apotek online sebagai peluang dalam penjualan obat namun juga berisiko penyalahgunaan obat bila tidak diatur dalam regulasi pemerintah. Kata kunci: persepsi apoteker, apotek online