STRUKTUR KERAK BUMI DI JAWA TIMUR BERDASARKAN ANALISIS FUNGSI PENERIMA TELESEISMIK
Jawa Timur merupakan salah satu wilayah Indonesia yang memiliki kondisi tektonik yang aktif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur kerak bumi di wilayah Jawa Timur meliputi: ketebalan kerak bumi, model kecepatan gelombang P dan S. Penelitian ini menggunakan analisis fungsi penerima dari...
Guardado en:
Autores principales: | , , , |
---|---|
Formato: | article |
Lenguaje: | EN ID |
Publicado: |
Jurusan Teknik Geofisika Fakultas Teknik Universitas Lampung
2021
|
Materias: | |
Acceso en línea: | https://doaj.org/article/bed22f605bb4434c81f46e3ee222712c |
Etiquetas: |
Agregar Etiqueta
Sin Etiquetas, Sea el primero en etiquetar este registro!
|
id |
oai:doaj.org-article:bed22f605bb4434c81f46e3ee222712c |
---|---|
record_format |
dspace |
spelling |
oai:doaj.org-article:bed22f605bb4434c81f46e3ee222712c2021-11-23T03:41:09ZSTRUKTUR KERAK BUMI DI JAWA TIMUR BERDASARKAN ANALISIS FUNGSI PENERIMA TELESEISMIK2356-15992685-618210.23960/jge.v7i3.168https://doaj.org/article/bed22f605bb4434c81f46e3ee222712c2021-11-01T00:00:00Zhttps://jge.eng.unila.ac.id/index.php/geoph/article/view/168https://doaj.org/toc/2356-1599https://doaj.org/toc/2685-6182Jawa Timur merupakan salah satu wilayah Indonesia yang memiliki kondisi tektonik yang aktif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur kerak bumi di wilayah Jawa Timur meliputi: ketebalan kerak bumi, model kecepatan gelombang P dan S. Penelitian ini menggunakan analisis fungsi penerima dari gempa teleseismik dengan jarak episenter 30-90° dan magnitudo ≥ 6 yang terekam pada 6 stasiun seismik broadband milik Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang berada pada 3 zona geologi utama di Jawa Timur, yaitu: stasiun TBJI dan GRJI di Zona Rembang, Stasiun LUJI dan ABJI di Zona Kendeng, serta stasiun PWJI dan GEJI di Zona Pegunungan Selatan. Hasil penelitian menunjukkan ketebalan kerak pada Zona Rembang sekitar 25-28 km pada stasiun TBJI dan 23-27 km pada stasiun GRJI, dengan nilai kecepatan gelombang seismik yang relatif sedang. Pada Zona Cekungan Kendeng di bawah stasiun LUJI dan ABJI, ketebalan kerak lebih tipis yaitu 18-20 km, dengan model kecepatan gelombang seismik relatif rendah. Sedangkan pada Zona Pegunungan Selatan mempunyai ketebalan kerak lebih tebal yaitu 34-37 km di bawah stasiun PWJI dan 37-40 km di bawah stasiun GEJI, dengan kecepatan gelombang seismik lebih tinggi. Adanya penebalan dan penipisan kerak diperkirakan karena adanya efek isostasi.Puji AriyantoMaryam SidiqaBayu PranataBambang S PrayitnoJurusan Teknik Geofisika Fakultas Teknik Universitas Lampungarticlecrustal structureeast javamohop and s wave velocityreceiver functionGeologyQE1-996.5ENIDJGE, Vol 7, Iss 3, Pp 202-225 (2021) |
institution |
DOAJ |
collection |
DOAJ |
language |
EN ID |
topic |
crustal structure east java moho p and s wave velocity receiver function Geology QE1-996.5 |
spellingShingle |
crustal structure east java moho p and s wave velocity receiver function Geology QE1-996.5 Puji Ariyanto Maryam Sidiqa Bayu Pranata Bambang S Prayitno STRUKTUR KERAK BUMI DI JAWA TIMUR BERDASARKAN ANALISIS FUNGSI PENERIMA TELESEISMIK |
description |
Jawa Timur merupakan salah satu wilayah Indonesia yang memiliki kondisi tektonik yang aktif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur kerak bumi di wilayah Jawa Timur meliputi: ketebalan kerak bumi, model kecepatan gelombang P dan S. Penelitian ini menggunakan analisis fungsi penerima dari gempa teleseismik dengan jarak episenter 30-90° dan magnitudo ≥ 6 yang terekam pada 6 stasiun seismik broadband milik Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang berada pada 3 zona geologi utama di Jawa Timur, yaitu: stasiun TBJI dan GRJI di Zona Rembang, Stasiun LUJI dan ABJI di Zona Kendeng, serta stasiun PWJI dan GEJI di Zona Pegunungan Selatan. Hasil penelitian menunjukkan ketebalan kerak pada Zona Rembang sekitar 25-28 km pada stasiun TBJI dan 23-27 km pada stasiun GRJI, dengan nilai kecepatan gelombang seismik yang relatif sedang. Pada Zona Cekungan Kendeng di bawah stasiun LUJI dan ABJI, ketebalan kerak lebih tipis yaitu 18-20 km, dengan model kecepatan gelombang seismik relatif rendah. Sedangkan pada Zona Pegunungan Selatan mempunyai ketebalan kerak lebih tebal yaitu 34-37 km di bawah stasiun PWJI dan 37-40 km di bawah stasiun GEJI, dengan kecepatan gelombang seismik lebih tinggi. Adanya penebalan dan penipisan kerak diperkirakan karena adanya efek isostasi. |
format |
article |
author |
Puji Ariyanto Maryam Sidiqa Bayu Pranata Bambang S Prayitno |
author_facet |
Puji Ariyanto Maryam Sidiqa Bayu Pranata Bambang S Prayitno |
author_sort |
Puji Ariyanto |
title |
STRUKTUR KERAK BUMI DI JAWA TIMUR BERDASARKAN ANALISIS FUNGSI PENERIMA TELESEISMIK |
title_short |
STRUKTUR KERAK BUMI DI JAWA TIMUR BERDASARKAN ANALISIS FUNGSI PENERIMA TELESEISMIK |
title_full |
STRUKTUR KERAK BUMI DI JAWA TIMUR BERDASARKAN ANALISIS FUNGSI PENERIMA TELESEISMIK |
title_fullStr |
STRUKTUR KERAK BUMI DI JAWA TIMUR BERDASARKAN ANALISIS FUNGSI PENERIMA TELESEISMIK |
title_full_unstemmed |
STRUKTUR KERAK BUMI DI JAWA TIMUR BERDASARKAN ANALISIS FUNGSI PENERIMA TELESEISMIK |
title_sort |
struktur kerak bumi di jawa timur berdasarkan analisis fungsi penerima teleseismik |
publisher |
Jurusan Teknik Geofisika Fakultas Teknik Universitas Lampung |
publishDate |
2021 |
url |
https://doaj.org/article/bed22f605bb4434c81f46e3ee222712c |
work_keys_str_mv |
AT pujiariyanto strukturkerakbumidijawatimurberdasarkananalisisfungsipenerimateleseismik AT maryamsidiqa strukturkerakbumidijawatimurberdasarkananalisisfungsipenerimateleseismik AT bayupranata strukturkerakbumidijawatimurberdasarkananalisisfungsipenerimateleseismik AT bambangsprayitno strukturkerakbumidijawatimurberdasarkananalisisfungsipenerimateleseismik |
_version_ |
1718417344107118592 |