Implementasi Continous Integration/Continous Delivery Menggunakan Process Manager 2 (Studi Kasus: SIAKAD Akademi Keperawatan Bina Insan)

Pada perkembangan perangkat lunak yang semakin beragam dan kompleks, diperlukan fleksibilitas dan adaptasi terhadap proses pengembangan perangkat lunak. Konsep DevOps muncul dari permasalahan yang muncul antara developer dan operation. CI/CD dapat mendukung DevOps dikarenakan dapat mempercepat pros...

Descripción completa

Guardado en:
Detalles Bibliográficos
Autores principales: Danur Wijayanto, Arizona Firdonsyah, Faisal Dharma Adhinata
Formato: article
Lenguaje:EN
ID
Publicado: Center for Research and Community Service, Institut Informatika Indonesia Surabaya 2021
Materias:
Acceso en línea:https://doaj.org/article/dbd0ff3f0a5a4f429cb0302cecf7b2fe
Etiquetas: Agregar Etiqueta
Sin Etiquetas, Sea el primero en etiquetar este registro!
Descripción
Sumario:Pada perkembangan perangkat lunak yang semakin beragam dan kompleks, diperlukan fleksibilitas dan adaptasi terhadap proses pengembangan perangkat lunak. Konsep DevOps muncul dari permasalahan yang muncul antara developer dan operation. CI/CD dapat mendukung DevOps dikarenakan dapat mempercepat proses integrasi dan delivery perangkat lunak kepada pengguna. Dalam menerapkan CI/CD diperlukan tools pendukung seperti git sebagai source code control dan jenkins untuk membantu proses deployment. Penelitian yang dilakukan penulis menggunakan Process Manager 2 (PM2) untuk implementasi CI/CD pada sistem Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) Akademi Keperawatan Bina Insan. Diharapkan penelitian ini berkontribusi untuk memperluas wawasan mengenai tools dalam mengimplementasikan CI/CD. Hasil menunjukkan implementasi CI/CD menggunakan GitHub Repository, Jenkins, dan PM2 berhasil dilakukan dan berjalan dengan baik. PM2 menunjukkan performa yang lebih baik daripada Docker jika dilihat dari segi waktu build dan penggunaan RAM. PM2 memerlukan waktu deployment 185 detik, 46% lebih cepat daripada Docker. Sedangkan penggunaam RAM PM2 sebesar 1,9 GB, 45% lebih sedikit daripada Docker.