Keefektifan ekstrak daun kecubung (Datura metel L.) dalam menghambat penetasan dan siklus hidup Aedes aegypti L.
<p>Kecubung (<em>Datura metel </em>L.) merupakan jenis tanaman perdu yang mempunyai batang kayu, keras, dan tebal. Daun kecubung mengandung senyawa kimia alkaloid,<em> </em>saponin,<em> </em>flavonoida, dan fenol<em>.</em> Dilihat dari kandungan...
Guardado en:
Autores principales: | , , , , |
---|---|
Formato: | article |
Lenguaje: | EN ID |
Publicado: |
The Entomological Society of Indonesia
2018
|
Materias: | |
Acceso en línea: | https://doaj.org/article/f85453da411647acb975f0b280e3db64 |
Etiquetas: |
Agregar Etiqueta
Sin Etiquetas, Sea el primero en etiquetar este registro!
|
Sumario: | <p>Kecubung (<em>Datura metel </em>L.) merupakan jenis tanaman perdu yang mempunyai batang kayu, keras, dan tebal. Daun kecubung mengandung senyawa kimia alkaloid,<em> </em>saponin,<em> </em>flavonoida, dan fenol<em>.</em> Dilihat dari kandungan kimianya daun kecubung memiliki potensi sebagai insektisida nabati yang dapat menggantikan penggunaan insektisida sintetik. Penggunaan insektisida sintetik dalam mengendalikan populasi <em>Aedes aegypti</em> L. telah menimbulkan dampak negatif, diantaranya adalah polusi lingkungan, masalah kesehatan masyarakat, dan resistensi vektor. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan ekstrak daun kecubung dalam menghambat penetasan telur dan<em> </em> siklus hidup <em>Ae. aegypti. </em>Jenis penelitian ini adalah <em>true experiment</em> dengan 4 kali pengulangan dan perlakuan 6 konsentrasi, yaitu 125, 250, 500, 750, 1.000, dan 1.250 ppm. Subyek penelitian adalah telur <em>Ae. aegypti</em> fertil. Setiap unit perlakuan ditempatkan 25 telur sehingga jumlah total telur yang dibutuhkan adalah 800 butir telur nyamuk. Metode yang digunakan untuk ekstraksi adalah maserasi. Hasil analisis probit menunjukkan aktivitas insektisida ekstrak daun kecubung dengan nilai LC<sub>50</sub> sebesar 199,340 ppm dan nilai LC<sub>90</sub> sebesar 749,080 ppm. Hasil uji ANOVA menunjukkan terdapat perbedaan rata-rata jumlah telur yang tidak menetas akibat paparan ekstrak daun kecubung (P = 0,001). Persentase kegagalan penetasan telur <em>Ae. aegypti</em> paling rendah pada konsentrasi 125 ppm, yaitu sebesar 41% dan yang paling tinggi pada konsentrasi 1250 ppm, yaitu sebesar 98%. Daya hidup larva, pupa, dan nyamuk paling tinggi pada konsentrasi 125 ppm, yaitu masing-masing sebesar 49,18%; 55,17%, dan 43,75%. Sebagai kesimpulan, ekstrak daun kecubung memiliki potensi sebagai insektisida nabati terhadap telur <em>Ae. aegypti</em>.</p> |
---|